Ruangan Ngopi_ Jika berasal dari bahasa Yunani “logos” yang artinya sabda atau perkataan. Dalam Bahasa Arab logika dikenal dengan sebutan ilmu mantiq atau natapa yang mempunyai arti berkata atau  berucap. 


Logika bisa diartikan sebagai manifestasi dari Pikiran manusia atau suatu metode berfikir dan menalar dengan benar. Logika juga merupakan hasil pertimbangan akal pikiran manusia yang diutarakan melalui kata-kata dan dinyatakan dalam bentuk Bahasa dalam menafsirkan sesuatu.  


Artinya logika merupakan ilmu yang mempelajari hukum-hukum atau patokan-patokan serta rumusan dalam berfikir yang nantinya menimbulkan suatu kecakapan dalam berfikir yang lurus dan tepat. 


Dalam psikologi logika diartikan sebagai aturan yang akan membimbing individu agar bisa berfikir secara baik dan benar sekaligus menghasilkan kesimpulan yang tepat dan terhindar dari cara berfikir yang keliru dan berbuah kesimpulan yang tidak benar.

Contoh : 

Jika hari ini hujan maka jalanan basah (Logis) Jika hari ini hujan maka saya ketiduran (Tidak logis)

 

Adapun Objek kajian dalam logika dibagi 2 yaitu:

Objek formal (Sudut pandang) 

Objek material (Benda/ Permasalahanya) 


Logika menurut Komunitas Baca Lampung NGOPI, logika merupakan cara atau metode guna menentukan,  menganalisis, mempertanggung jawabkan pemikiran yang tajam agar tidak terjadinya sesat pikir.


Mengapa logika sangat penting untuk dipelajari?, Yakni guna membantu seseorang berfikir kritis, rasional, lurus, tetap tertib dan metodis.


Memperkaya dan mendewasakan pemikiran guna menyikapi berbagai isu yang berkembangan.


Menentukan benar dan salah.

Berbicara tentang keilmuan pasti ada sosok ataupun tokoh yang memang ahli dan konsen didalam bidang tersebut. Adapun sosok tokoh tersebut ialah Aristoteles atau yang sering dikenal dengan sebutan bapak logika.


Aristoteles merupakan seorang murid dari plato dimana pada saat itu Aristoteles memperbaharui pemikiran dari plato tentang dunia idenya. 


Menurut plato  “Dunia yang ada sekarang ini merupakan pantulan dari dunia ide atau alam pikiran”  Dari dunia ide itu melahirkan dunia jasmani atau dunia yang ada sekarang ini.

Pemikiran dari plato ini ditentang oleh muridnya Aristoteles yang mengaatakan bahwa “Hakikat dari pada suatu benda itu berada pada benda tersebut bukan diduna ide”. 


Plato 

contoh : “jika gelas ini hancur maka gelas ini atau hakikat gelas ini masih ada didlam dunia idenya karna gelas merupakan paantulan dari dunia ide”. 


Aristoteles

Contoh : “ jika gelas ini hancur maka hakikat dari gelas ini juga ikut hancur karna yang ada didunia ide hanyalah bayangan”.


Kemudian pemikiran Aristoteles diteruskan oleh imnanuel khant yang bernggapan bahwa logika tidak hanya sebatas mengenal benar dan salah saja melainkan ada unsur lain yaitu Etika (baik/tidak baik)  dan Estetika (indah/tidak indah). 


Kemudian diabad ke20 terdapat sebuah tokoh Bernama  jean-yues beziau yang beranggapan bahwa terdapat lebih banyak logika dimuka bumi ketimbang atom yang ada dialam semesta ini. Tak hanya itu jean dengan argument tersebut itu mematahkan ilusi bahwasanya hanya ada satu loogika dibumi ini yaitu logika Aristoteles.


Pada abad sebelumnya logika hanya membahas persoalan benar dan salah saja. Namun  menurut teori graham priest logika itu tidak hanya sebatas benar dan salah melainkan ada Benar, Salah kemudian Benar sekaligus Salah.


Menurut Dmitri bochvar dengan teori trivalennya ia beranggapan bahwa logika itu tidak hanya mebahasa benar dan salah melainkan ada Benar, Salah kemudian Tidak benar sekaligus Tidak salah. 


Logika merukapan cara berfikir ataupun sarana menalar guna menangkap suatu permasalahan yang mana permasalahan itu akan digiring menuju kata kesepakatan antara kamu yang benar atau kamu yang salah.


Keputusan benar atau salah tersebut dipengaruhi oleh sudut pandang.  Kita menggunakan sudut pandang apa dalam melihat permaslahan tersebut. Kemudian sudut pandang itu dipengaruhi oleh cara berfikir. Dimana cara berfikir akan menentukan dan menyelesaikan masalah. 


Manusia dalam menentukan atau menyelesaikan suatu permasalahan  biasanya menggunakan Bahasa. Bahasa disini berfungsi sebagai penyetop sifat kebinatangan manusia itu sendiri. Karna dalam menyelesaikan suatu permaslahan apabila tidak tuntas dengan ucapan ataupun  Bahasa maka akan timbul yang namamanya pertikaaian atau sifat binatang tadi. Hal itu dikarnakan penggunaan Bahasa yang kurang tepat dalam mengurai suatu permasalahan. Nah, kaya atau miskinya pengetahuan seseorang itu bisa dilihat dari Bahasa yang ia lontarkan.  


Karna cukup jelas letak  perbedaan antara manusia dengan mahluk lainya itu terletak pada akalnya. Nah supaya tidak terjadinya sifat kebinatangan pada manusia maka sangat perlu untuk menggunakan logika dalam menyikapi berbagai persoalan didunia ini.


(Penulis:Ridwan Enggar Mukti)

Post a Comment

Previous Post Next Post