“Apa itu feminisme?” Mungkin isitilah ini sudah tidak asing lagi untuk kita dengar dan kita jumpai di ranah social. “feminisme itu faham/gerakan yang dicetus oleh perempuan-perempuan yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu…” dan masih banyak lagi anggapan-anggapan ataupun penilaian khususnya kaum patriarki terhadap adanya gerakan feminisme. 

Mengapa kemudian dicetuskannya gerakan feminisme? Oke, untuk penjelasan lebih lanjut kita check tulisan di bawah ini.

 Cekidoooottt….

Feminisme berasal dari kata femme yang berarti perempuan. Kata “isme” itu sendiri mengandung makna gerakan/faham. Jika dikaitkan dengan kata femme dan melihat konteks pada saat itu, feminisme mempunya arti suatu gerakan/faham yang dibentuk untuk membangun/mencapai suatu kesetaraan gender. Di sisi lain, feminisme dalam buku Feminisme Untuk Pemula mempunyai arti sebuah perlawanan terhadap pembagian kerja di suatu dunia yang menetapkan kaum laki-laki sebagai yang berkuasa dalam ranah public, seperti dalam pekerjaan, olahraga, perang, pemerintahan. Sementara kaum perempuan hanya menjadi pekerja tanpa upah di rumah, dan memikul seluruh beban kehidupan keluarga. 

“Apakah feminisme itu sebuah gerakan untuk mendiskreditkan pihak laki-laki?”. Jawabannya bukan. Para perempuan-perempuan hanya ingin kehidupannya setara dengan laki, baik dari segi politik, ekonomi, social, dan budaya. Yang perlu diketahui, feminisme hadir bukan untuk sebagai ajang kompetisi antara laki-laki dengan perempuan. Akan tetapi, dengan adanya gerakan ini agar senantiasa perempuan dengan laki-laki itu mampu bekerja sama dalam hal peran, baik itu di ranah public ataupun domestic. 

“Lantas, apa yang menjadi penyebab adanya gerakan feminisme? Bagaimana sih sejarahnya?”. Perlu disampaikan bahwa adanya suatu gerakan, itu berangkat dari adanya permasalahan-permasalahan atau pun kegelisahan-kegelisahan yang dialami oleh individu atau pun kelompok, apapun itu persoalannya. Seperti yang kita ketahui, dari masa ke masa perempuan memiliki garis nasib yang tidak begitu baik. Mulai dari masa sebelumnya ada Islam turun ke muka bumi atau dengan kata lain masa Jahiliyyah, yang di mana massa pada saat itu banyak mengalami ketidaktahuan akan pengetahuan masih bergantung dengan kepercayaan-kepercayaan yang berbau mistis. 

Jika kita berkaca dari zaman itu, perempuan pada saat itu sudah mulai mengalami adanya penindasan, yang di mana perempuan berada di tingkat kehinaan dan kerendahan. Mereja menjadi symbol atas latar belakang terjadinya suatu permasalahan. Perempuan dianggap dan diperlakukan tidak wajar, malah hanya dijadikan sebagai pelacur ataupun pemuas nafsu para petinggi kerajaan. Sehingga dari kejadian itulah, perempuan ketika dilahirkan dianggap sebagai aib atau pembawa malapetaka. Maka, dengan lahirnya seorang anak perempuan, itu harus dibunuh. Sekejam itu.

Tepatnya di Eropa feminisme ini dilahirkan. Namun, untuk menggerakkan itu membutuhkan waktu berabad-abad dan pastinya terdapat rintangan-rintangan yang menghalangi kemungkinan terciptanya aksi feminis. perempuan-perempuan mulai memerdekakan dirinya dengan memulai adanya gerakan feminisme. Pada masa itu, gereja-gereja menjadi pusat dan sumber kekuasaan. Dan mirisnya pada saat itu perempuan dianggap sebagai sumber  dosa dan kesalahan-kesalahan. 

Ada salah seorang tokoh agama, sarjana dan juga penyair yang berasal dari Meksiko bernama Sor Juana Ines de la Cruz. Beliau menjadi teladan dari “perempuan yang mandiri” pada masa-masa sebelum adanya emansipasi. Dia mengambil pilihannya sendiri, yakni menjadi biarawati ketimbang menikah, punya suami dan anak-anak. Dengan dia menjadi baiara, dia mempunya banyak waktu untuk terus menghasilkan karya termasuk puisi.

Pict: Sor Juana Ines de la Cruz, seorang biarawati di Eropa (1651-1695)

Eropa disebut-sebut sebagai wilayah yang kaya akan kemajuan dalam hal peradaban. Banyak sekali tokoh-tokoh perempuan hebat yang memberontak adanya faham-faham patriarki. Misal, Lady Mary Worthey yang merasa terpuruk akan ketimpangan ekonomi yang melibatkan hadirnya perempuan. Lalu ada Mary Wollstonecraft seseorang yang mendirikan sekolah untuk anak-anak gadis di Newingtoon Green. Lalu, apa saja gerakan-gerakan yang dipelopori oleh tokoh tersebut?.

Penulis: Indri Ayu Ning Tyas

Post a Comment

Previous Post Next Post